Sekaten (Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas 9) ~ KamuBisa-iO. Sekaten adalah upacara perayaan tahunan di Kraton Surakarta dan Yogyakarta. Sekaten merupakan sebutan orang-orang Jawa dahulu yang sampai sekarang tetap dengan sebutan itu. Sekaten sesungguhnya berasal dari kalimal syahadatain, arlinya dua kalimat syahadat. Perayaan inidisebut sekaten atau syahadatain karena setiap orang yang akan memasuki arena atau menghadiri sekaten harus mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai tanda keislamahnya. lniberlaku bagisemua orang yang ingin melihat perayaan sekaten, sehingga semakin banyak orang yang hadir dalam acara sekaten semakin banyak pula orang yang menganut lslam. Sekaten pada awalnya diperkenalkan oleh Raden Patah di kerajaan Demak pada abad XVI kemudian dipakai oleh Sultan Hamengkubuwono I (penguasa kesultanan keraton Yogyakarta) u ntuk mengundang masyarakat mengikuti dan memeluk agama lslam. lstilah sekaten juga merujuk kepada dua gamelan yang bernama. Nyi Seketi dan Kyai Seketi yaitu sebagai lambang syahadat kaum muslimin kepada Allah dan syahadat kaum muslimin kepada Nabi Muhammad SAW.
Sekaten (Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas 9) |
Jalannya acara perayaan sekaten
Dimulaitanggal 5 Mulud (RabiulAwal), saat malam hariAbdi Dalem beriringan bersama-sama dengjan membawa dua set gamelan Jawa yaitu Kyai Nogowilogo dan Kyai Guntur Madu (nama gamelan) dari pendopo Ponconiti menuju masjid Agung sedangkan Kyai Guntur Madu diletakkan di Pagongan sebelah selatan masjid. Kedua gamelan ini dimainkan secara bersamaan selama 7 hari berturut-turut yaitu sampai tanggai 11 Mlulud. Selain bunyi gamelan ada juga pengajian atau ceramah keagamaan di masjid Agung/Gedhe. Di alun-alun terdapat berbagai hiburan rakyat dan orang-orang berdagang secara tradisional. Barang yang diperdagangkan juga tradisional seperti kapur sirih (kinang, kembang kantil, mainan anak tradisional juga makanan tradisional, ini dilakukan selama waktu sekaten.
Dimulaitanggal 5 Mulud (RabiulAwal), saat malam hariAbdi Dalem beriringan bersama-sama dengjan membawa dua set gamelan Jawa yaitu Kyai Nogowilogo dan Kyai Guntur Madu (nama gamelan) dari pendopo Ponconiti menuju masjid Agung sedangkan Kyai Guntur Madu diletakkan di Pagongan sebelah selatan masjid. Kedua gamelan ini dimainkan secara bersamaan selama 7 hari berturut-turut yaitu sampai tanggai 11 Mlulud. Selain bunyi gamelan ada juga pengajian atau ceramah keagamaan di masjid Agung/Gedhe. Di alun-alun terdapat berbagai hiburan rakyat dan orang-orang berdagang secara tradisional. Barang yang diperdagangkan juga tradisional seperti kapur sirih (kinang, kembang kantil, mainan anak tradisional juga makanan tradisional, ini dilakukan selama waktu sekaten.
Baca juga : Hadrah
Sekaten (Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas 9)
Selanjutnya tanggal 12 Rabiul Awal dilakukan acara grebek sebagai puncak acara sekaten dan sekaligus sebagai akhir atau penutupan upacara sekaten. Acara puncak sekaten adalah Grebeg Muludan pada tanggal 12 Rabiul Awal tepat tanggal lahirnya Nabi Muhammad. Oleh karena itu sekaten juga disebut Muludan. Acaranya dimulai dari jam 08.00 yaitu gunungan yang terbuat dari beras ketan, makanan, buah-buahan, dan sayuran dibawa dari istana Kemandungan melewati Siti Hinggil dan Pagelaran menuju masjid Agung dengan dikawal oteh 10 macam prajurit kraton. Gunungan ini melambangkan kesejahteraan kerajaan. Setelah didoakan di masjid Agung, gunungan ini dibagikan kepada masyarakat. Pada saat hari-hari sekaten diadakan ceramah-ceramah agama diserambi masjid. Dengan acara sekaten agama lslam mudah menyebar dianut oleh masyarakat Jawa Tengah terutama Yogyakarta dan Surakarta karena sekaten di kompleks kraton Yogyakarta dan kraton Surakarta.
Puncak Acara Sekaten
Acara sekaten yang diadakan untuk mempenngati Maaulid Nabi Muhammad dan diakhiri dengan acara Grebeg Maulud. Grebeg adalah upacara adat berupa sedekah yang dilakukan pihak kraton pada masyarakat berupa gunungan. Disebut gunungan karena barang sedekahan di tata rnenyerupai gunung, isinya berupa rnakanan, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Kraton Yogyakarta dan Surakarta setiap tahun mengadakan upacara grebeg sebanyak 3 kali, yaitu Grebeg Syawal pada saat hari raya ldul Fitri, Grebeg Besar pada saat hari raya Idul Adha dan Grebeg Mulud atau sering disebut dengan Grebeg Sekaten pada peringatan Maulud Nabi Muhammad.
Puncak Acara Sekaten
Acara sekaten yang diadakan untuk mempenngati Maaulid Nabi Muhammad dan diakhiri dengan acara Grebeg Maulud. Grebeg adalah upacara adat berupa sedekah yang dilakukan pihak kraton pada masyarakat berupa gunungan. Disebut gunungan karena barang sedekahan di tata rnenyerupai gunung, isinya berupa rnakanan, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Kraton Yogyakarta dan Surakarta setiap tahun mengadakan upacara grebeg sebanyak 3 kali, yaitu Grebeg Syawal pada saat hari raya ldul Fitri, Grebeg Besar pada saat hari raya Idul Adha dan Grebeg Mulud atau sering disebut dengan Grebeg Sekaten pada peringatan Maulud Nabi Muhammad.
Baca : Kasidah
Demikian artikel Sekaten (Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas 9), Semoga bermanfaat. Untuk melihat seluruh materi Sejarah dapat dilihat di >> Materi Sejarah